.: My Letters 4 My Life :.

09 September 2005

Refleksi 1 Tahun Perjalanan KOMMIT

Oleh : A. Maulana [1]

Menginjak usianya yang pertama, yang jatuh pada tanggal 25 September nanti, KOMMIT atau Komunitas Muda untuk Indonesia Bangkit sebagai organisasi kaum muda yang berlatar belakang Nahdlatul ‘Ulama (NU) selayaknya melakukan introspeksi diri sebagai pencerminan untuk melangkah lebih jauh. Memang satu tahun bukanlah waktu yang tepat untuk mengukur kinerja, apalagi prestasi sebuah organisasi, namun setidaknya bisa memberikan gambaran terhadap arah dan garis perjuangan organisasi di masa depan.

Kalau kita mau menengok historinya, KOMMIT mulai dirintis pada bulan Juni 2004, tepatnya tanggal 12 Juni 2004, yang dibentuk oleh sekelompok Nahdliyin Muda sebagai upaya untuk mensinergikan potensi-potensi warga NU yang mungkin selama ini tidak diberdayakan sekaligus untuk ikut serta dalam menjaga dan membangun NU dari jalur non-struktural. Ide terbentuknya organisasi KOMMIT mulai muncul di Sekretariat Inkopontren, Cipete, Jakarta Selatan. Nama KOMMIT pun dicetuskan di sana oleh Sdr Ahmad Sauki [2] . KOMMIT, yang awalnya merupakan singkatan dari Komunitas Muda Indonesia Bangkit, sekarang menjadi Komunitas Muda untuk Indonesia Bangkit, diharapkan menjadi suatu forum kebangkitan bersama kaum muda NU menuju pada terciptanya masyarakat NU dan Bangsa Indonesia yang adil, damai dan sejahtera. Beberapa nama Nahdliyin muda yang pertama kali terlibat dalam forum tersebut adalah Anwar, Ahmad Sauki, Rochland Yoseph, Muhammad Maghfur, Zuhriyanto dan lainnya, termasuk saya sendiri.

Seiring perjalanan waktu dan proses konsolidasi anak-anak muda NU yang berkesinambungan melalui dunia maya, akhirnya KOMMIT bisa dikukuhkan sebagai organisasi melalui Musyawarah Besar yang diselenggarakan di Yayasan Fisabilillah, Pondok Gede, Bekasi pada tanggal 25 September 2004. Selain nama KOMMIT, forum juga berhasil menyusun visi, misi dan logo KOMMIT. Logo ini didesain oleh Sdr. Mukhlisin [3] . Meski demikian, visi, misi dan logo tersebut tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan modifikasi agar sesuai dengan tujuan organisasi, seperti halnya struktur organisasi.

Salah satu hasil penting lainnya adalah dikukuhkannya Sdr Anwar [4] sebagai Direktur KOMMIT pertama, sedangkan jajaran pengurus lainnya diserahkan sepenuhnya kepada Direktur. Sebagai apresiasi terhadap langkah pembentukan dasar-dasar organisasi tersebut, maka tanggal 25 September kiranya pantas disebut sebagai tanggal lahir berdirinya KOMMIT.

Layaknya seorang bayi yang baru lahir, KOMMIT pun belum bisa berkiprah banyak dalam pembangunan umat dan bangsa sebagaimana visinya yaitu “menjadi komunitas unggulan yang memberi inspirasi dan motivasi serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa demi kemaslahatan umat”, terlebih struktur organisasi KOMMIT yang belum terbentuk secara penuh dan dana organisasi yang belum memadai.

Sebagai langkah awal, KOMMIT terus berusaha aktif dalam kegiatan-kegiatan yang bernuansakan “majelis” NU, seperti pengajian dan dialog dengan para tokoh NU/PKB. Tak lupa, sosialiasi KOMMIT terus digalakkan pada berbagai kesempatan, terutama melalui dunia internet. Meski keanggotaan KOMMIT sebagian besar diisi oleh orang-orang yang sibuk dengan pekerjaannya di kantor, alhamdulillah hal ini tidak begitu menghalangi lancarnya kegiatan KOMMIT. Saya yakin, ini dilandasi niat dan tulus ikhlas dalam jiwa-jiwa Nahdliyin untuk turut serta dalam membangun umat. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan KOMMIT pada tahun 2004 adalah berpartisipasi secara aktif dalam Mubes NU di Cirebon. Meski acara ini bagi sebagian warga NU dinilai “aspal” karena tidak ada dalam AD/ART, namun KOMMIT memandangnya sebagai forum komunikasi warga Nahdliyin yang ingin mengekspresikan sikap dan pandangannya untuk menuju pada tercapainya NU yang bersih, maju dan mandiri.

Peran KOMMIT dalam kegiatan NU lainnya setidaknya bisa dilihat pada Muktamar NU ke-31 di Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah akhir tahun 2004 lalu. Dalam muktamar tersebut, meski dengan kekuatan yang terbatas, alhamdulillah KOMMIT beserta komunitas NU lainnya di luar negeri (seperti NU-Nihon, NU Mesir dan lainnya), bisa ikut berpartisipasi melalui stan NU-Net. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan bisa memberikan andil dalam memasyarakatkan pentingnya dunia teknologi informasi (TI) bagi sebagian warga Nahdliyin yang masih awam dengan dunia TI.

Untuk lebih mengoptimalkan misi organisasi, KOMMIT pun terus melakukan pembenahan. Salah satunya dengan mengefektifkan struktur organisasi dan pembagian kerja yang jelas pada bidangnya masing-masing. Sampai saat ini, KOMMIT memiliki 5 (lima) bidang garapan, yaitu Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pendidikan dan Hukum/HAM. Kelima bidang tersebut dipertegas dalam Rapat Kerja Nasional I KOMMIT pada tanggal 12-13 Pebruari 2005.

Sebagai salah satu hasil Rakernas, selain AD/ART, program-program kerja tiap bidang diharapkan bisa bekerja secara baik dan membawa kemajuan yang berarti, tidak hanya untuk KOMMIT, juga untuk NU dan bangsa Indonesia. Sayangnya, amanat Rakernas yang tertuang dalam program kerja tersebut belum bisa dilaksanakan dengan baik, malah cenderung “tidak dipedulikan”. Salah satu faktor terjadinya hal ini adalah kurangnya frekuensi pertemuan untuk melakukan konsolidasi secara langsung, meski tidak tertutup kemungkinan juga karena mulai rendahnya komitmen bersama dalam membangun umat (NU).

Kondisi yang tidak baik tersebut ternyata belum juga pulih sampai sekarang, terlebih dengan kondisi bangsa yang sedang mendapat musibah dan cobaan. Memang, niat perubahan itu selalu muncul dalam diri warga KOMMIT, namun kurangnya faktor konsolidasi ternyata berpengaruh besar terhadap roda organisasi ini. Tak pelak, KOMMIT terkesan hanya bisa bergerak pada acara-acara ceremonial saja, seperti pertemuan dengan tokoh NU/PKB, juga Muktamar II PKB di Semarang. Harapan yang begitu besar seperti saat kelahirannya untuk turut serta dalam membangun umat dan bangsa Indonesia menuju pada terwujudnya masyarakat yang berdaya di segala bidang, kini lambat laun semakin pudar.

Meski demikian, patutlah kiranya kita merujuk pada pepatah “tidak ada kata terlambat” untuk menuju perubahan lebih baik. Saya yakin, dengan kemampuan SDM yang ada meski terbatas jumlahnya, KOMMIT bisa memberikan secercah harapan untuk terwujudnya masyarakat yang lebih baik. Untuk ke arah tersebut, setidaknya pengurus KOMMIT sekarang segera melakukan 3 (tiga) hal, yaitu reorientasi program kerja, restrukturisasi dan konsolidasi secara aktif dan komprehensif.

Reorientasi program kerja diharapkan bisa memberikan solusi tentang permasalahan terkini berdasarkan prioritas, baik di internal KOMMIT maupun eksternal (permasalahan umum). Restrukturisasi diharapkan menjadi langkah yang efektif untuk membangun tim yang efektif dan berdaya secara optimal tanpa mengabaikan kapasitas sumber daya yang telah ada, sedangkan konsolidasi diharapkan menjadi program rutin organisasi untuk melihat perkembangan sekaligus evaluasi dan persiapan untuk program kerja yang telah diagendakan. Dengan tiga hal di atas, diharapkan KOMMIT bisa eksis di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat sekaligus turut memberikan sumbangsih bagi kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia.

Keeksisan KOMMIT dalam membangun masyarakat, tentunya akan menambah kepercayaan dari umat pada umumnya, termasuk NU. Malah, untuk sekarang ini, meski belum seberapa kontribusi KOMMIT terhadap NU, namun beberapa warga KOMMIT sudah dipercaya untuk duduk di struktur kepengurusan NU, baik Lakpesdam maupun lembaga lainnya. Jika nantinya amanat tersebut bisa dipegang dengan baik, saya yakin tidak hanya KOMMIT merasa bangga, namun umat Nahdliyin pada umumnya juga pasti bangga. Tentunya tugas baru saudara kita ini harus didukung dengan sepenuh hati, karena memegang amanat itu tidaklah segampang membalikkan telapak tangan, bukan?

Ragunan, 23 Juli 2005

[1] Warga KOMMIT di Jakarta Selatan
[2] Rekan muda NU dari Bekasi, sekaligus kader PKB Bekasi
[3] Mantan aktivis FKDIA atau Forum Komunikasi Dakwah Islam Ahlus Sunah Wal Jama’ah, sekarang menjadi pengurus Lakpesdam NU
[4] Kader NU dari Betawi, mantan pengurus PKB Jakarta Selatan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home