.: My Letters 4 My Life :.

13 December 2006

3-in-1 Updates



Setelah sekian lama blog ini vacuum karena ada berbagai kegiatan yang menyita waktu, maka kembali saya coba torehkan abstract letters yang berjudul “3-in-1 Updates”. Judul ini hanya menggambarkan suatu 3 abstraksi singkat ke dalam 1 tulisan seputar kegiatan saya selama ini. Tiga abstraksi yang saya angkat tersebut berdasarkan pada 3 (tiga) lokasi kegiatan, yaitu Bandung (ITB), Yogyakarta (Malioboro) dan Jakarta.

Bandung
Seminggu sudah - 5 hari++ - saya berlatih dan bergelut di Bandung, tepatnya di CAD Room, Gedung PAU, Institut Teknologi Bandung (ITB). Selama itu, saya bersama tim disuguhkan bagaimana merancang dan mengaplikasikan suatu rangkaian digital pada FPGA. Bahasa pemrograman hardware yang digeluti pada training ini adalah VHDL.

Tidak mudah memang untuk meng-coding bahasa mesin dengan VHDL bagi saya seorang pemula, apalagi targetnya bukan sekedar coding, melainkan ada tambahan menu khusus, yaitu kriptografi. Belum lagi kalau melihat sisi lainnya, yaitu interkoneksi di dalam hardware dan lain-lain.

Berikut gambaran singkat tentang FPGA dan VHDL :

“FPGA atau Field Programmable Gate Array merupakan Integrated Circuit (IC) yang fleksibel dan dapat dipakai secara berulang dengan cara mengkonfigurasi rangkaian oleh seorang programmer. Secara umum, blok-blok pembangun pada FPGA terdiri atas 3 (tiga) blok : programmable logic blocks, programmable interconect, programmable I/O blocks. Programmable logic blocks merupakan tahapan bagaimana mengimplementasikan combinatorial dan sequential logic. Programmable interconect menggambarkan wire untuk menghubungkan input dan output ke blok-blok logic. Programmable I/O blocks merupakan blok-blok logic khusus pada bagian peripheral devais untuk koneksi eksternal.

VHDL atau Very High Speed Integrated Circuit Hardware Description Language merupakan bahasa pemrograman untuk pemodelan hardware. VHDL ini berbeda dengan bahasa program lainnya dalam hal tugas yang dieksekusi, karena dalam VHDL ada 2 (dua) jenis pernyataan dasar, yaitu sequential dan concurrent. Sedangkan metodologinya ada 3 (tiga) yaitu abstraction, modularity dan hierarchy. Dalam perancangan IC, ada 4 (empat) tingkatan abstraksi yaitu behaviour, RTL, logic dan layout. Behaviour menggambarkan tentang fungsi dari suatu sistem yang dimodelkan dengan proses2, RTL (Register Transfer Level) merupakan tahapan yang terdiri dari proses kombinasional murni dan proses dengan clock. Logic level berisi daftar gate-gate yang digunakan dalam design beserta interkoneksinya. Sedangkan layout merupakan tampilan dari desain yang kita lakukan. Modularity dan hierarchy merupakan bentuk pembagian dalam beberapa desain, membatasi kompleksitas, mengaktifkan teamwork dan studi implementasi alternatif.”


Saya bersyukur sekali bisa bersua dan berdiskusi dengan para akademisi di sini, tentunya karena kualitas ilmu mereka, sehingga sedikit banyak bisa membuka cakrawala bagi tim, khususnya saya sendiri.

Yogyakarta
Awalnya berangkat ke Yogya penuh dengan keletihan, kecapean dan ketidaknyamanan. Maklum, pasca training di ITB yang penuh dengan dunia coding yang bikin mumet, saya mesti langsung go ke Yogya menyusul tim lainnya yang sudah ada di sana. Apalagi, pengalaman naik kereta antar daerah (Bandung-Yogya) baru pertama kalinya buat saya karena terbiasa naik bus AKAP kalau pulang kampung atau refreshing ke suatu tempat. Alhamdulillah, ada teman saya, Jay (dulunya se-SMP, alumni ITB), yang turut membantu “kepulangan” saya dari pemesanan tiket sampai pengantaran ke stasiun. Thanks very much Jay ….. –maaf juga ya Jay udah ngrepotin kamu. Oh ya, ku suka kampus mu, dingin dan mengasyikkan :) -

Di Yogya ini, saya melancong selama 2 (dua) hari dengan tujuan mencari data, entah survey lokasi, wawancara dan lainnya. Data yang saya maksud berkaitan dengan tugas kantor di Jakarta. Alhamdulillah, meski dengan waktu yang relatif singkat, kami bisa bisa menikmati pencarian data itu, apalagi markas penginapan kami di jalan Malioboro, yang penuh “hiruk pikuk” warga Yogya 24 jam non-stop. Setelah data itu dirasa cukup, terbanglah saya bersama tim kembali ke markas besar di Jakarta dengan Garuda 211.

Jakarta
Nah, setelah “balik kandang”, biasanya saya dihadapkan pada keseharian saya, namun yang ini ternyata ada plus-nya. Saya mesti pasang kaki untuk bisa jalan ke sana ke sini, maklum untuk konsolidasi tim di kantor tidak enak kalau cuma via telepon.

Kini, tugas-tugas ke depan “membayang” terus dihadapan, seperti bayangan wajah seseorang nun jauh disana. Tentu saja bukan hanya tugas kantor, juga aktifitas “pergerakan” lainnya di luar, seperti di FKMB dll. Mudah-mudahan tugas2 itu segera diselesaikan sesuai time scheduling yang sudah ditentukan. Amin

Jakarta, 13 Desember 2006
al-Brebesy

0 Comments:

Post a Comment

<< Home