.: My Letters 4 My Life :.

18 March 2008

Saya "=" Fachri ?

Bagaimana fikiran Anda pertama kali menangkap judul tulisan saya di atas. Tak percaya? Tertarik? Atau sekedar melihat-lihat saja?

Baik, tanda sama dengan "=" di dalam tulisan tersebut tentu saja bukan menandakan "kesamaan" seutuhnya. Karena makhluk ciptaan-Nya di dunia ini tidak ada yang sama bukan? Apalagi saya hidup dalam "real life", sedangkan si Fachri yang saya maksud tokoh dalam film "Ayat2 Cinta" hidup dalam "abstract life".

Jadi, di bagian mana "sama dengan" itu berada?

Pertama2, mari kita "lihat" sekilas film ayat-ayat cinta yang diperani Fachri. Tak perlu seluruhnya, karena butuh waktu banyak untuk mengingatnya :). Mari sebentar kita melihatnya dari konteks percintaan dan pernikahannya. Dia hidup dalam kesederhaan dan dipenuhi oleh warna-warni asmara dari beberapa gadis yang menyukainya. Dia disuka, tapi dia juga tidak merasa. Ya itu lah Fachri. Ujungnya, dia menikahi 2 gadis cantik yang dicinta, terlepas dari lika-liku percintaannya itu.

Bagaimana dengan saya? Dicinta oleh beberapa gadis yang bersamaan waktu nya? Mungkin iya meski tidak se-"kondusif" Fachri (Maaf klo GR he2). Iya ini jujur, tetapi tentu saja beda posisi dan beda peran saja. Apalagi kondisinya, saya tau siapa yang mencintai saya, Fachri tidak. Tetapi ikhwal percintaan ini bukan yang menjadi fokus judul saya.

Jadi, apa fokus "=" itu?

Baik, biar tak berpanjanglebar dan terus menebak-nebak, saya fokuskan tanda "=" itu. Fokus itu adalah saya dan Fachri sepaham dalam hal lebih setuju "Monogami". Kesepahaman ini tentunya tanpa mengabaikan bahwa saya sendiri pun, bukan anti-poligami, melainkan melihat prioritas.

Tapi, bukannya si Fachri "penganut" Poligami? Tidak, si Fachri sebenarnya berpaham "Monogami", namun karena sesuatu yang "mendesak", dengan kata lain "darurat", si Fachri akhirnya ber-poligami.

Sisi paham "Monogami" yang diperankan oleh Fachri bisa kita lihat film-nya [sekali lagi referensi saya adalah Film Ayat2 Cinta, bukan Novel karena maaf saya ngga membaca Novel-nya]. Kondisi2 yang mengarah si Fachri lebih setuju pada "Monogami" antara lain :
• Saat beberapa gadis menyukainya dan kemudian ditawarkan oleh istri/pihak keluarga yang sudah dikenal Fachri dengan baik dan juga dihormati untuk minta dinikahi, si Fachri menolak. Bahkan untuk kasus Maria yang ditawarkan oleh istrinya sendiri, Aisyah, awalnya ditolak keras atau mentah2 karena dia sangat mencintai dan menyayangi istrinya, Aisyah.

• Saat diskusi dengan rekan studinya, si Fachri suka ber-curhat bahwa dia "bingung" dengan kondisi poligami-nya. Dia selalu mencari "keadilan" yang bagaimana dan seperti apa dalam ber-poligami. Dengan kata lain, dia sadar bahwa "keadilan" dalam poligami belum ditemukan dan sangat susah.

• Alasan Fachri menikahi gadis kedua (Maria), menurut saya disebabkan oleh faktor darurat. Itu kesimpulan saya. Karena kasus yang terekam dalam memori otak saya waktu itu adalah yang mendorong si Aisyah, istri Fahri mendorong si Fachri menikahi Maria, karena Maria menjadi kunci utama dalam persaksian di persidangan Fachri pada kasus pemerkosaan Naura. Tanpa Maria di persidangan, tentu maksud si Film itu, si Fachri tak bisa bebas.

Selain itu, faktor "kasihan" Aisyah dan juga Fachri pada Maria yang sedang sakit dan sangat mencintai Fachri namun tak berhasil memiliki Fachri sehingga hidupnya terasa makin susah. Jadi bukan maksud dari awal si Fahri ingin berpoligami, namun terdesak oleh kondisi yang "beku" dan "meradang". Kalau alasan cinta, mungkin prosentase-nya sangat kecil, karena sedari awal si Fachri ingin menjaga hati nya untuk istrinya, satu-satunya. Bahkan, prosesi pernikahannya dengan istri kedua pun membuat kita semua cukup pilu atau sedih dan saya sendiri pun masih bertanya, apakah waktu prosesi nikah tersebut Maria sudah benar2 sadar dari sakitnya yang "akut"?

Tapi sudah lah, film dan kehidupan tentu saja dalam kondisi yang berbeda. Yang jelas, apa yang ada dalam kehidupan kita wajib kita syukuri dan secara pribadi berusaha untuk menjaga komitmen "Monogami" tersebut [mudah2an diberikan umur panjang dan menikmati "Gami" itu, amin].

Atau mungkin Anda punya komentar?

Terimakasih


4 Comments:

  • Saya lebih suka membicarakan Gus Maul daripada Fachri karena satu alasan ... Gus Maul masih hidup (alias nyata). Tentang faham 'Monogami' nya, saya ada satu saran sebagai sesama muslim : qalu sami'na wa tha'na gufronaka rabbana wa ilaikal mashir. Walau ilmu agama sangat banyak yang belum dipahami, wajib bagi setiap muslim untuk meng'iman'inya, memahaminya dan selanjutnya melaksanakan 'mastatho'tum (sesuai kemampuan) termasuk Poligami.

    Btw, tentang Film AAC bukan novelnya. Yang saya tangkap dari nafas Film ini, seandainya Maria lebih dulu hijrah menjadi muslimah sebelum proses ta'aruf Fachri dengan Aisyah, 99,99% kemungkinan Fachri lebih memilih melamar Maria karena beberapa alasan yang kita sebagai laki2 pasti bisa merasakan juga :
    1) Fachri sangat akrab dengan Maria, dibanding dengan akhwat2 yang menyukainya (alasan menjaga diri dalam organisasi dakwah kampus agaknya cuma klise, Gus Maul pasti sudah membuktikan beberapa kali dalam kehidupan nyata). Ingat pepatah Jawa : witing treso jalaran saka kulina.
    2) Fachri dari awal telah jatuh hati kepada Maria (alasan tidak mengikuti hatinya karena beda akidah adalah alasan yang sama2 kita pegang), terbukti dengan aktivitas Fachri dengan Maria sejak awal film hingga akhir.
    3) Fachri masih menyisakan bagian dalam hatinya untuk Maria (seperti halnya kita pada orang yang pernah melintas dalam hati kita, walaupun saat ini sudah berubah status menjadi milik orang lain, itu cuma masalah waktu dan jodoh), terbukti pada betapa tersinggungnya Fachri ketika Aisyah mengganti komputer kenangan Fachri dengan laptop baru.

    Buat Gus Maul, segala yang Allah tetapkan baik itu hukum (tentang Poligami misalnya) maupun nasib(jodoh misalnya) pasti membawa kebaikan untuk kita dengan syarat kita mengikuti rambu2 yang telah Allah tentukan. Wallahu a'lam bishawab.

    By Blogger Dion-Rima, at 9:23 AM  

  • hai de agus
    kalo usulku sieh sebaiknya kamu segera menikah aja
    tentukan hati pilih yang mana
    mudah2 segera aku terima undangannya ya...amin

    By Anonymous Anonymous, at 4:03 PM  

  • Kalo saya sebenarnya lebih senang menyebut faham Agus adalah non-gami, alias belum nikah. Xixixixi ...

    Jadi jelas jauh beda dengan Fahri dong. Lha Fahri kan monogami tetapi kebetulan jadi poligami. Poligami itu bagus lo, lha 1 istri saja 1/2 agama, lha kalo 2 istri kan bisa jadi 1 agama kan. Heheheheh ...

    Menurut saya Fahri itu lebih mirip saya lho Gus. Saya juga Monogami tetapi berpandangan bahwa Poligami itu lebih utama. Lagipula secara fisik kan memang mirip, ya nggak? :P

    By Blogger Amri Shodiq, at 3:00 PM  

  • de maul, sebelum komentar monogami dan poligami, sampean sebaiknya coba nikah dulu....tawaran masih berlaku lho

    Abu sahla
    adang.wordpress.com

    By Anonymous Anonymous, at 4:39 PM  

Post a Comment

<< Home