.: My Letters 4 My Life :.

02 April 2008

Saya dan Fenomena PKB



Akhir2 ini saya sering ditanya oleh rekan2 se-kantor dan teman diskusi saya. Bahasan yang kini lebih sering ditanyakan adalah kasus Muhaimin Iskandar. Ya, kasus yang muncul paska-sidang pleno DPP PKB tanggal 26 Maret 2008, dimana mayoritas anggota sidang mengusulkan Muhaimin Iskandar untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB. Dalam bahasa pers atau media, usulan mundur itu diistilahkan dengan pemecatan. Pertanyaan turunannya, benarkah saya orang yang cukup pantas ditanya tentang “fenomena” di PKB tersebut?

Sebelum lebih jauh, hal pertama yang saya tekankan ke teman2 adalah posisi saya, yang bukan anggota dan hanya simpatisan saja. Saya bekerja sebagai pegawai negeri dengan tetap mengedepankan netralitas. Tidak pernah dalam proses pekerjaan atau pengabdian saya membawa nama partai tertentu. Pilihan partai adalah pilihan hati. Karakter pilihan adalah karakter jiwa. Tidak ada sedikit pun dalam “politisisasi” di dalam pekerjaan saya, karena tiap posisi dan peran tentu ada aturannya.

Menjawab Fenomena PKB
Menjawab pertanyaan seputar fenomena PKB terbaru itu, tentu saja sebagai outsider dan pengetahuan terbatas saya serta menghindari dari persepsi2 miring yang dikhawatirkan salah, saya perlu menirukan cara jawab Rosul saat ditanya Malaikat Jibril tentang kapan hari kiamat tiba. Nabi waktu itu menjawab : “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”.

Biarlah jika tiruan jawaban tersebut tidak memuaskan dan efeknya mengurangi nilai kepercayaan pada diri saya. Ini tidak lain karena ingin menjaga diri dari informasi yang “kontraproduktif”, apalagi tidak ada data dukung atau informasi yang kuat tentang pokok permasalahan yang muncul. Selain itu, ini juga bagian dari khidmat saya untuk menjaga rasa hormat kepada “guru2” dan “senior2” NU di partai bintang sembilan tersebut.

Yang jelas, kasus ini sangat disayangkan. Selain menambah deret panjang problematika PKB, juga dikhawatirkan mengurangi tingkat kepercayaan di grassroot, khususnya kalangan Nahdliyyin terhadap partai yang dilahirkan dari “rahim” PBNU, bahkan dipandang sebagai mata rantai politik perjuangan NU. Apalagi, pilkada di beberapa daerah sedang berlangsung dan perhelatan akbar pemilu 2009 di depan mata.

Kini, orang pun bertanya :

Apakah ini fenomena titik awal kebangkitan PKB atau awal kehancuran PKB?
Apakah ini fenomena titik awal kekuatan Gus Dur atau awal kehancuran Gus Dur?


Mudah2an sefenomenal apapun masalah yang terjadi bisa terselesaikan dengan baik dan stabilitas di jagad NU dan politik bangsa tetap terjaga.

Allahu wa Gus Dur a’lam ...

1 Comments:

  • waduh..de maul serius amat kayaknya
    :)

    abu sahla
    adang.wordpress.com

    By Anonymous Anonymous, at 4:41 PM  

Post a Comment

<< Home