.: My Letters 4 My Life :.

08 December 2016

wanita dan kesetiaan



tadi pagi buka media internet, dan (waduh) ketemu lagi soal dimas kanjeng taat pribadi. berbicara soalnya, akhirnya -mau tidak mau- mengkaitkan jg sosok perempuan murid padepokannya, yg jg jadi ketua yayasan padepokan tsb, ya marwah daud ibrahim. populeritasnya tidak perlu diragukan lagi, selain soal sosok intelektual perempuan yang bergelar doktor, jg banyaknya jabatan yg diampu pd sejumlah organisasi atau kelembagaan, semisal MUI dan ICMI. meski infonya skrg sudah mundur dr MUI.

intelektualisme, kecerdasan, kepintaran dan ragam istilah positif lainnya pada sosok perempuan ini sepertinya tak membekas di masyarakat saat pembelaannya yg luar biasa pada taat pribadi. meski dirinya berargumentasi soal keajaiban Tuhan pada makhluk manusia dan ini memang ada (seperti istilah mukjizat dan karomah) pada orang2 terpilih, tapi pada kasus ini, subjek sekaligus objek "taat pribadi" diyakini pihak berwajib dan orang2 sekarang sebagai orang yg bermasalah dan melakukan penipuan berbagai hal, termasuk soal pembunuhan thdap murid dan orang2 terdekatnya di lingkungan padepokan tsbt.

tanggapan dri tokoh2 ormas pun berdatangan soal taat pribadi, baik dari MUI, NU, Muhammadiyah dan lainnya. Mereka semua merespon negatif thdp kemampuan dan sosok taat pribadi ini. Adapun thdp marwah, menyerahkan ke hak pribadinya. Marwah ttap tidak bergeming, meskipun secara nyata, banyak sudah barang bukti, korban, saksi, dan kesaksian orang2 di lingkungan padepokan yg menceritakan kepalsuan dan penipuan yg dilakukan oleh "guru besar" padepokan tsb. Sungguh, miris sekali. Seorang marwah, intelektual perempuan jebolan perguruan tinggi barat yg terbiasa dengan rasionalis dan juga bergelut dengan agama karena berada pd lingkungan MUI dan ICMI, kini masih bela mati2an "raja"-nya di padepokan tsb.

Soal "kesetiaan" wanita bisa terjadi pd siapa saja, thdp siapa saja, dengan motifasi apa saja, meskipun yang disetia-i tersebt seorang bermasalah, berkasus atau punya riwayat apapun, seorang perempuan kadang tetap pada loyalitasnya. Hal ini juga mengingatkan pada kasus yg terjadi pada salahsatu orang keluarga besar saya. Kepada saudara ku sudah diingatkan sana sini, tetapi entah lah waktu itu kekeuh tidak berubah. Meski skrg ini sepertinya membaik dan pelan-pelan kita bantu utk terus berubah. Pada titik ini, kita bisa ambil kesimpulan, hal wanita dan kesetiaan begitu erat, kita harus terus arahkan dan bawa kesetiaannya pada hal yg positif dan kebaikan bgi sesama.

KH Hasyim Muzadi, eks ketum PBNU bertutur pd salahsatu media, kecerdasan, kepandaian, bukan segalanya, ia juga tergantung pd kejiwaan diri, ketika kejiwaan itu goncang, kecerdasan bisa ikut goncang. jadi kecerdasan goncang karena ada instabilitas rohani dan "kembali lah" (menuju jalan kebenaran, -red). Dari tausiyah tersebut jelas, memberi pesan kepada kita semua, utk menjaga (meningkatkan) kebutuhan jiwa kita secara berimbang, baik akal pikiran dan rohani kita dengan baik.

Astaghfirullah al adzim
Wallahu a'lam bish shawab

Ragunan, 17102016

0 Comments:

Post a Comment

<< Home