Menggelorakan Edukasi Memajukan Negeri
Oleh :
Agus Maulana*
Pembangunan manusia Indonesia pada saat ini masih pada
tingkat menengah (medium). Hal ini sesuai laporan yang dilansir oleh United
Nations Development Programme (UNDP), bahwa nilai Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)-Human Development Index (HDI) negara Indonesia tahun 2015 berada
pada peringkat ke-113 di dunia dengan nilai 0.689 dan masuk dalam kelompok
negara berkembang. Pada tingkat ASEAN, nilai IPM Indonesia tersebut berada pada
urutan ke-5 (lima) di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand.
Dari data ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya peningkatan yang signifikan
pada 3 (tiga) dimensi pembangunan kualitas hidup manusia, yaitu kesehatan (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge)
dan standar kehidupan yang layak (a decent standard of living).
Tabel 1.
Nilai IPM Tahun 2015 Negara-negara di Kawasan ASEAN
Negara ASEAN
|
IPM 2015
|
Tingkatan
Pembangunan Manusia
|
Peringkat Dunia
|
Singapura
|
0.925
|
Very High Human Development
|
5
|
Brunei Darussalam
|
0.865
|
Very High Human Development
|
30
|
Malaysia
|
0.789
|
High Human Development
|
59
|
Thailand
|
0.740
|
High Human Development
|
87
|
Indonesia
|
0.689
|
Medium Human Development
|
113
|
Vietnam
|
0.683
|
Medium Human Development
|
115
|
Filipina
|
0.682
|
Medium Human Development
|
116
|
Timor-Leste
|
0.605
|
Medium Human Development
|
133
|
Laos
|
0.586
|
Medium Human Development
|
138
|
Kamboja
|
0.563
|
Medium Human Development
|
143
|
Myanmar
|
0.556
|
Medium Human Development
|
145
|
Sumber : United
Nations Development Programme (UNDP)
Dalam hal metodologi baru formula perhitungan IPM, terdapat 2
(dua) indikator yang mempengaruhi dimensi pengetahuan, yaitu Harapan Lama
Sekolah (HLS)-Expected Years of Schooling dan Rata-rata Lama Sekolah
(RLS)-Mean Years of Schooling. HLS dihitung untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk
lamanya pendidikan yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak dan
cakupannya untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. Sedangkan RLS merupakan
jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal dan
cakupannya untuk penduduk berusia 25 tahun ke atas. Dari kombinasi kedua nilai
pada indikator tersebut akan menghasilkan suatu nilai akhir dimensi pengetahuan,
yang akhirnya akan mempengaruhi nilai IPM suatu negara.
Tabel 2. Perbandingan
Metode Lama dan Metode Baru IPM
Sumber : Badan Pusat
Statistik (BPS)
Selain sebagai salahsatu faktor utama penilaian IPM suatu
negara, dimensi pengetahuan juga menjadi faktor penting dalam memperkuat
jatidiri suatu bangsa. Hal itu tidak terlepas dari fungsi edukasi atau pendidikan. Dalam suatu fungsi edukasi, terdapat
pengenalan, pemahaman dan penanaman nilai-nilai Pancasila, suatu pandangan
hidup yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, yang terus dilestarikan kepada
anak didiknya. Di dalam Pancasila tersebut mengandung kesepakatan bersama,
konsep, prinsip, dan nilai dasar yang diangkat menjadi dasar negara sebagai
landasan statis, ideologi nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa
dalam menghadapi segala permasalahan menuju cita-cita bangsa. Kegiatan edukasi tersebut
dapat dilaksanakan baik secara formal maupun non formal, baik yang dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas dengan pola pendekatan yang berbeda pada
setiap tingkat satuan pendidikan atau usia anak, seperti tingkatan pra-sekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan perguruan tinggi
atau universitas.
Melihat pentingnya fungsi edukasi dalam
peningkatan pengetahuan dan kualitas masyarakat Indonesia, maka Pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) wajib menyelenggarakan program pendidikan atau edukasi yang merata dan berkeadilan di
seluruh Indonesia, dengan dukungan segenap elemen bangsa lainnya, seperti
lembaga sekolah atau pelatihan dan pihak masyarakat. Keluarga sebagai unit
masyarakat terkecil juga punya peranan penting dalam mendukung keberhasilan
suatu pendidikan anak didik. Hasil berbagai kajian dan riset menunjukan bahwa keterlibatan
orang tua memberikan kontribusi positif dalam peningkatan prestasi dan perilaku
anak sekolah. Dari pola kemitraan antar berbagai pihak tersebut diharapkan
dapat mendukung tercapainya visi Kemendikbud, yaitu “terbentuknya insan serta
ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong
royong”, yang pada akhirnya untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia
Indonesia.
Gambar 1. Jalinan Kemitraan : Keluarga - Satuan Pendidikan - Masyarakat
Sumber : Kemendikbud
Dalam upaya peningkatan kualitas manusia tersebut, maka perlu
digelorakan semangat edukasi di tengah-tengah masyarakat. Semangat menggelorakan
edukasi dapat diselenggarakan melalui berbagai strategi pendidikan, antara lain
program gerakan literasi di tanah air. Berdasarkan data UNESCO (tahun 2015),
tingkat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Dengan kata lain,
kondisi minat baca tulis di Indonesia secara umum sangat memprihatikan. Oleh
karena itu, gerakan literasi harus dikembangkan secara merata pada seluruh
wilayah di Indonesia, dengan bekerjasama dengan satuan pendidikan (sekolah) dan
masyarakat terutama masyarakat di wilayah perbatasan, terpencil dan daerah
terluar. Dalam hal fungsi literasi tersebut, tidak terbatas pada upaya
peningkatan kemampuan baca tulis saja, juga berkaitan dengan kemampuan memaknai
atau memahami tulisan (teks). Beberapa program konkret yang terus digalakkan
antara lain program membaca di perpustakaan atau berkunjung ke museum, pembentukan
kampung literasi atau taman-taman bacaan, lomba menulis atau kompetisi blog dan
lainnya.
Di samping gerakan literasi, perlu juga strategi atau
terobosan pendidikan lainnya yang inovatif dan konstruktif di tengah-tengah
masyarakat. Salah satu terobosan inovasi pendidikan dari elemen masyarakat di
Serpong, Banten, telah didirikan suatu tempat yang mengintegrasikan berbagai
kemudahan akses atau fasilitas tempat pelatihan/ keterampilan dalam 1 (satu)
area, yang bernama EduCenter. Konsep integrasi tempat
ini secara langsung menjadi solusi dari persoalan sebagian pelajar yang
menghabiskan banyak waktu untuk berpindah-pindah dari satu tempat kursus ke
tempat kursus lainnya. Tempat kursus
di EduCenter tidak terbatas pada mata pelajaran
murid di sekolah tetapi juga untuk pengembangan kecerdasan dan kreatifitas anak.
Di samping itu, di dalam area EduCenter juga
disediakan area tempat makan (foodcourt), kafe dan restoran. Ketersediaan berbagai fasilitas tersebut dikarenakan EduCenter berkomitmen untuk memberikan suasana pembelajaran
yang menyenangkan bagi para pelajar. Oleh karena itu, tepat jika dikatakan
bahwa EduCenter sebagai mall edukasi
pertama di Indonesia dengan konsep “one stop education of excellence”.
Sumber. www.ecosif.com
Untuk saat ini, tersedia sekitar 20 (dua puluh) lembaga pendidikan/
kursus di EduCenter, antara lain kelas
Pra-sekolah, Musik, Memasak, Matematika, Kelas Seni, Ballet, Kursus Bahasa
Inggris, Kursus Bahasa Mandarin, Bela Diri dan lainnya. Dalam konsep “one
stop education of excellence” tersebut, jika seorang pelajar mengambil
beberapa kursus misalnya 2 atau 3 kursus, yang dulunya berlainan tempat dan
menghabiskan waktu serta energi sehingga menyebabkan kurang waktu bersama
keluarga, maka di lembaga EduCenter,
beberapa kursus/ pelatihan tersebut dihadirkan dalam 1 (satu) tempat sehingga setelah
selesai jam kursus terakhir, pelajar masih memiliki waktu yang cukup untuk memanfaatkan
waktu bersama dengan keluarga, misalnya untuk makan malam bersama, bermain, menonton
televisi atau menyelesaikan PR sekolah. Untuk lokasi, EduCenter berada di Kavling Commercial
International School II No 8 BSD City, Jalan Sekolah Foresta, BSD City,
Lengkong Kulon, Pagedangan, Lengkong Kulon, Pagedangan, Tangerang, Banten.
Gambar 3. Solusi Pembelajaran Integratif pada EduCenter
Sumber :
www.EduCenter.id
Hal lain yang harus menjadi perhatian bahwa tantangan
pendidikan juga semakin dinamis. Kebutuhan adanya kemampuan masyarakat untuk
melakukan adaptasi dan inovasi terhadap berbagai perkembangan permasalahan
kehidupan saat ini mutlak diperlukan, terutama perkembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK). Oleh karena itu, perlu dilakukan adanya transformasi
pendidikan, yaitu perubahan watak dan orientasi pendidikan, bahwa tuntutan kemampuan
generasi masa depan bukan persoalan akademis semata, tetapi juga menyiapkan
manusia yang mempunyai kemampuan belajar, beradaptasi, dan berinovasi sehingga
dapat menyelesaikan permasalahan di lapangan. Sedangkan guru tidak sekedar
mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendorong dan fasilitator agar siswa
bisa sukses dalam kehidupan. Tidak kalah pentingnya, negara harus dapat
memanfaatkan bonus demografi atas besarnya penduduk usia produktif di Indonesia
dalam upaya peningkatan pembangunan, yang akan mencapai puncaknya pada periode
2025–2030.
Dengan adanya berbagai program edukasi di tengah-tengah
masyarakat ditambah upaya terobosan atau inovasi pendidikan yang modern dan
profesional di atas, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan manusia
Indonesia secara efektif sekaligus mampu menjawab tuntutan jaman. Hal ini
sebagaimana yang dikatakan Nelson Mandela (1918–2013), seorang pemimpin kulit
hitam pertama di Afrika Selatan dan mantan Presiden Afrika Selatan (1994 s.d. 2008),
bahwa “pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk
merubah dunia (education is the most powerful weapon which you can use to
change the world). Pada akhirnya, kita berharap pembangunan manusia Indonesia
yang berkualitas secara merata dan berkeadilan dapat segera terwujud, sebagaimana cita-cita
luhur bangsa dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu "mencerdaskan
kehidupan bangsa", dan juga mendorong meningkatnya kemajuan bangsa Indonesia di tengah
globalisasi dunia. Semoga.
#educenter #educationofexcellence #education #humandevelopment
*Pegawai pada salahsatu instansi Pemerintah
*Pegawai pada salahsatu instansi Pemerintah
6 Comments:
Siìp ditunggu tulisan selanjutnya,
By
Unknown, at 6:58 PM
Coba cari data ipm kab. brebes, kalo sudah mengetahui ayo kabupaten brebes di gelorakan :-)
By
wowo, at 7:13 PM
mksh mas sobirin atas kunjungannya. InsyAllah tulisan lain menyusul. mksh
mas wowo, terimakasih masukannya. utk ipm brebes masih memprihatinkan, angkanya terbuncit di jawa tengah. ini mesti ada evaluasi jajaran kepala daerah (bupati/wabup) dengan dinas (dikbud, dikkes dll), utk memetakan masalahnya dima
By
Taruna, at 10:37 AM
data ipm jawa tengah :
https://jateng.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/25
By
Taruna, at 10:38 AM
Mantap bang Maul, cara penyajian tulisannya dan datanya dari awal hingga akhir cukup sistematis dan ilmiah serta gaya penulisannya sangat menarik hingga sampai penarikan kesimpulan,,, Tulisannya sangat menginspirasi orang yang membacanya, khususnya kesadaran akan pentingnya pendidikan di negeri ini dengan konsep dan gaya pendidikan yang berbeda dengan sistem pendidikan yang sudah ada sebelumnya,sehingga untuk kedepannya negeri ini menjadi bangsa yang lebih maju...
By
mas nano, at 4:26 PM
mksh mas nano atas tanggapannya. tentu masih banyak yg kurang. mangga jangan sungkan kasih koreksinya. semoga masyarakat indonesia lebih maju. mksh
By
Taruna, at 10:49 AM
Post a Comment
<< Home