.: My Letters 4 My Life :.

20 March 2018

Menggelorakan Edukasi Memajukan Negeri

Oleh : Agus Maulana*
                                                                                       
Pembangunan manusia Indonesia pada saat ini masih pada tingkat menengah (medium). Hal ini sesuai laporan yang dilansir oleh United Nations Development Programme (UNDP), bahwa nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-Human Development Index (HDI) negara Indonesia tahun 2015 berada pada peringkat ke-113 di dunia dengan nilai 0.689 dan masuk dalam kelompok negara berkembang. Pada tingkat ASEAN, nilai IPM Indonesia tersebut berada pada urutan ke-5 (lima) di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand. Dari data ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya peningkatan yang signifikan pada 3 (tiga) dimensi pembangunan kualitas hidup manusia, yaitu kesehatan (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge) dan standar kehidupan yang layak (a decent standard of living).

Tabel 1. Nilai IPM Tahun 2015 Negara-negara di Kawasan ASEAN
Negara ASEAN
IPM 2015
Tingkatan
Pembangunan Manusia
Peringkat Dunia
Singapura
0.925
Very High Human Development
5
Brunei Darussalam
0.865
Very High Human Development
30
Malaysia
0.789
High Human Development
59
Thailand
0.740
High Human Development
87
Indonesia
0.689
Medium Human Development
113
Vietnam
0.683
Medium Human Development
115
Filipina
0.682
Medium Human Development
116
Timor-Leste
0.605
Medium Human Development
133
Laos
0.586
Medium Human Development
138
Kamboja
0.563
Medium Human Development
143
Myanmar
0.556
Medium Human Development
145
    Sumber : United Nations Development Programme (UNDP)



Dalam hal metodologi baru formula perhitungan IPM, terdapat 2 (dua) indikator yang mempengaruhi dimensi pengetahuan, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS)-Expected Years of Schooling dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS)-Mean Years of Schooling. HLS dihitung untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak dan cakupannya untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. Sedangkan RLS merupakan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal dan cakupannya untuk penduduk berusia 25 tahun ke atas. Dari kombinasi kedua nilai pada indikator tersebut akan menghasilkan suatu nilai akhir dimensi pengetahuan, yang akhirnya akan mempengaruhi nilai IPM suatu negara.




Tabel 2. Perbandingan Metode Lama dan Metode Baru IPM

       Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Selain sebagai salahsatu faktor utama penilaian IPM suatu negara, dimensi pengetahuan juga menjadi faktor penting dalam memperkuat jatidiri suatu bangsa. Hal itu tidak terlepas dari fungsi edukasi atau pendidikan. Dalam suatu fungsi edukasi, terdapat pengenalan, pemahaman dan penanaman nilai-nilai Pancasila, suatu pandangan hidup yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, yang terus dilestarikan kepada anak didiknya. Di dalam Pancasila tersebut mengandung kesepakatan bersama, konsep, prinsip, dan nilai dasar yang diangkat menjadi dasar negara sebagai landasan statis, ideologi nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa dalam menghadapi segala permasalahan menuju cita-cita bangsa. Kegiatan edukasi tersebut dapat dilaksanakan baik secara formal maupun non formal, baik yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas dengan pola pendekatan yang berbeda pada setiap tingkat satuan pendidikan atau usia anak, seperti tingkatan pra-sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan perguruan tinggi atau universitas.
Melihat pentingnya fungsi edukasi dalam peningkatan pengetahuan dan kualitas masyarakat Indonesia, maka Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) wajib menyelenggarakan program pendidikan atau edukasi yang merata dan berkeadilan di seluruh Indonesia, dengan dukungan segenap elemen bangsa lainnya, seperti lembaga sekolah atau pelatihan dan pihak masyarakat. Keluarga sebagai unit masyarakat terkecil juga punya peranan penting dalam mendukung keberhasilan suatu pendidikan anak didik. Hasil berbagai kajian dan riset menunjukan bahwa keterlibatan orang tua memberikan kontribusi positif dalam peningkatan prestasi dan perilaku anak sekolah. Dari pola kemitraan antar berbagai pihak tersebut diharapkan dapat mendukung tercapainya visi Kemendikbud, yaitu “terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”, yang pada akhirnya untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia.
Gambar 1. Jalinan Kemitraan : Keluarga - Satuan Pendidikan - Masyarakat
Sumber : Kemendikbud

Dalam upaya peningkatan kualitas manusia tersebut, maka perlu digelorakan semangat edukasi di tengah-tengah masyarakat. Semangat menggelorakan edukasi dapat diselenggarakan melalui berbagai strategi pendidikan, antara lain program gerakan literasi di tanah air. Berdasarkan data UNESCO (tahun 2015), tingkat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Dengan kata lain, kondisi minat baca tulis di Indonesia secara umum sangat memprihatikan. Oleh karena itu, gerakan literasi harus dikembangkan secara merata pada seluruh wilayah di Indonesia, dengan bekerjasama dengan satuan pendidikan (sekolah) dan masyarakat terutama masyarakat di wilayah perbatasan, terpencil dan daerah terluar. Dalam hal fungsi literasi tersebut, tidak terbatas pada upaya peningkatan kemampuan baca tulis saja, juga berkaitan dengan kemampuan memaknai atau memahami tulisan (teks). Beberapa program konkret yang terus digalakkan antara lain program membaca di perpustakaan atau berkunjung ke museum, pembentukan kampung literasi atau taman-taman bacaan, lomba menulis atau kompetisi blog dan lainnya.
Di samping gerakan literasi, perlu juga strategi atau terobosan pendidikan lainnya yang inovatif dan konstruktif di tengah-tengah masyarakat. Salah satu terobosan inovasi pendidikan dari elemen masyarakat di Serpong, Banten, telah didirikan suatu tempat yang mengintegrasikan berbagai kemudahan akses atau fasilitas tempat pelatihan/ keterampilan dalam 1 (satu) area, yang bernama EduCenter. Konsep integrasi tempat ini secara langsung menjadi solusi dari persoalan sebagian pelajar yang menghabiskan banyak waktu untuk berpindah-pindah dari satu tempat kursus ke tempat kursus lainnya. Tempat kursus di EduCenter tidak terbatas pada mata pelajaran murid di sekolah tetapi juga untuk pengembangan kecerdasan dan kreatifitas anak. Di samping itu, di dalam area EduCenter juga disediakan area tempat makan (foodcourt), kafe dan restoran. Ketersediaan berbagai fasilitas tersebut dikarenakan EduCenter berkomitmen untuk memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi para pelajar. Oleh karena itu, tepat jika dikatakan bahwa EduCenter sebagai mall edukasi pertama di Indonesia dengan konsep “one stop education of excellence”.
Gambar 2. Lembaga EduCenter di Daerah Serpong, Banten.
Sumber. www.ecosif.com

Untuk saat ini, tersedia sekitar 20 (dua puluh) lembaga pendidikan/ kursus di EduCenter, antara lain kelas Pra-sekolah, Musik, Memasak, Matematika, Kelas Seni, Ballet, Kursus Bahasa Inggris, Kursus Bahasa Mandarin, Bela Diri dan lainnya. Dalam konsep “one stop education of excellence” tersebut, jika seorang pelajar mengambil beberapa kursus misalnya 2 atau 3 kursus, yang dulunya berlainan tempat dan menghabiskan waktu serta energi sehingga menyebabkan kurang waktu bersama keluarga, maka di lembaga EduCenter, beberapa kursus/ pelatihan tersebut dihadirkan dalam 1 (satu) tempat sehingga setelah selesai jam kursus terakhir, pelajar masih memiliki waktu yang cukup untuk memanfaatkan waktu bersama dengan keluarga, misalnya untuk makan malam bersama, bermain, menonton televisi atau menyelesaikan PR sekolah. Untuk lokasi, EduCenter berada di Kavling Commercial International School II No 8 BSD City, Jalan Sekolah Foresta, BSD City, Lengkong Kulon, Pagedangan, Lengkong Kulon, Pagedangan, Tangerang, Banten.

Gambar 3. Solusi Pembelajaran Integratif pada EduCenter
Sumber : www.EduCenter.id

Hal lain yang harus menjadi perhatian bahwa tantangan pendidikan juga semakin dinamis. Kebutuhan adanya kemampuan masyarakat untuk melakukan adaptasi dan inovasi terhadap berbagai perkembangan permasalahan kehidupan saat ini mutlak diperlukan, terutama perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Oleh karena itu, perlu dilakukan adanya transformasi pendidikan, yaitu perubahan watak dan orientasi pendidikan, bahwa tuntutan kemampuan generasi masa depan bukan persoalan akademis semata, tetapi juga menyiapkan manusia yang mempunyai kemampuan belajar, beradaptasi, dan berinovasi sehingga dapat menyelesaikan permasalahan di lapangan. Sedangkan guru tidak sekedar mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendorong dan fasilitator agar siswa bisa sukses dalam kehidupan. Tidak kalah pentingnya, negara harus dapat memanfaatkan bonus demografi atas besarnya penduduk usia produktif di Indonesia dalam upaya peningkatan pembangunan, yang akan mencapai puncaknya pada periode 2025–2030.
Dengan adanya berbagai program edukasi di tengah-tengah masyarakat ditambah upaya terobosan atau inovasi pendidikan yang modern dan profesional di atas, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan manusia Indonesia secara efektif sekaligus mampu menjawab tuntutan jaman. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Nelson Mandela (1918–2013), seorang pemimpin kulit hitam pertama di Afrika Selatan dan mantan Presiden Afrika Selatan (1994 s.d. 2008), bahwa “pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk merubah dunia (education is the most powerful weapon which you can use to change the world). Pada akhirnya, kita berharap pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas secara merata dan berkeadilan dapat segera terwujud, sebagaimana cita-cita luhur bangsa dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa", dan juga mendorong meningkatnya kemajuan bangsa Indonesia di tengah globalisasi dunia. Semoga.

#educenter #educationofexcellence #education #humandevelopment

*Pegawai pada salahsatu instansi Pemerintah

6 Comments:

  • Siìp ditunggu tulisan selanjutnya,

    By Blogger Unknown, at 6:58 PM  

  • Coba cari data ipm kab. brebes, kalo sudah mengetahui ayo kabupaten brebes di gelorakan :-)

    By Blogger wowo, at 7:13 PM  

  • mksh mas sobirin atas kunjungannya. InsyAllah tulisan lain menyusul. mksh

    mas wowo, terimakasih masukannya. utk ipm brebes masih memprihatinkan, angkanya terbuncit di jawa tengah. ini mesti ada evaluasi jajaran kepala daerah (bupati/wabup) dengan dinas (dikbud, dikkes dll), utk memetakan masalahnya dima

    By Blogger Taruna, at 10:37 AM  

  • data ipm jawa tengah :
    https://jateng.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/25

    By Blogger Taruna, at 10:38 AM  

  • Mantap bang Maul, cara penyajian tulisannya dan datanya dari awal hingga akhir cukup sistematis dan ilmiah serta gaya penulisannya sangat menarik hingga sampai penarikan kesimpulan,,, Tulisannya sangat menginspirasi orang yang membacanya, khususnya kesadaran akan pentingnya pendidikan di negeri ini dengan konsep dan gaya pendidikan yang berbeda dengan sistem pendidikan yang sudah ada sebelumnya,sehingga untuk kedepannya negeri ini menjadi bangsa yang lebih maju...

    By Blogger mas nano, at 4:26 PM  

  • mksh mas nano atas tanggapannya. tentu masih banyak yg kurang. mangga jangan sungkan kasih koreksinya. semoga masyarakat indonesia lebih maju. mksh

    By Blogger Taruna, at 10:49 AM  

Post a Comment

<< Home