.: My Letters 4 My Life :.

22 August 2008

Oleh2 Jogja


Berikut ini "oleh2" dari jogja saat rangkaian kegiatan peresmian museum sandi tanggal 29 juli 2008. Foto2 di bawah adalah copy-paste dari beberapa gambar orang lain (rekan se-tim, dan lainnya) maklum ga punya dokumentasi sendiri.

Gambar (1) :

Tampak wakil Gubernur DI Yogyakarta, Sri Paku Alam VIII (yang berdasi) sedang melihat koleksi peralatan sandi usai peresmian Musem Sandi. Tampak pula, sang Ketua Tim Museum Sandi (memegang mik) sedang memberikan gambaran koleksinya.


Gambar (2) :
Salahsatu koleksi yang ditampilkan adalah mesin sandi SRE-KG. Mesin sandi tersebut merupakan karya mandiri (Lemsaneg) berbasis semi elektronik. Walaupun menggunakan teknik analog dan komponen yang sederhana, mesin sandi ini telah dilengkapi key generator untuk membantu proses penyandiannya.

Gambar (3) :
Beberapa rekan se-tim foto bersama usai peresmian Museum Sandi. Lokasi foto persis di tangga pintu masuk Museum Perjuangan dan Museum Sandi, cuman ga begitu keliatan karena dibelakangnya pakai banner besar.



Gambar (4) :
Tim Museum saat santap siang di salahsatu warung Jogja, kayanya di hari Minggu. Soalnya inget banget abis itu disuruh beli perlengkapan tp ga ketemu2 toko nya, ternyata klo di Jogja minggu itu memang sebagian dipakai untuk hari libur juga oleh pedagang2 di toko.



Gambar (5) :

Gambaran persis usai peresmian. Museum Sandi langsung diserbu ama "pasukan" Sekolah Dasar, yang langsung tertarik dengan beberapa koleksi yang disandingkan, wabilkhusus teknologi touchscreen pada cryptogames.


Mudah2an pembangunan museum sandi ini bisa bermanfaat bagi generasi persandian pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Tetap semangat !!


Baca selengkapnya ...

08 August 2008

Alhamdulillah, Museum Sandi Diresmikan ...

Sungguh sangat senang rasanya, perjuangan bersama tim selama 2 tahun berbuah "manis" pada tanggal 29 Juli 2008 di Museum Perjuangan Yogyakarta. Perjuangan "berat" membangun sebuah wahana pembelajaran dan pelestarian persandian tersebut akhirnya berhasil diresmikan dalam bentuk Museum Sandi oleh Menbudpar, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kepala Lemsaneg RI di Yogyakarta. InsyaAllah perjuangan rekan2 se-tim tidak akan pernah terlupakan, termasuk rekan2 yang sejak awal ikut mengiringi tim "Museum Sandi".

Berikut sekilas pandang tentang Museum Sandi

PENDAHULUAN
Sebagaimana pesan yang diamanatkan oleh Presiden RI pertama kita, Ir. Soekarno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”, maka masyarakat Indonesia, khususnya generasi Indonesia saat ini diharapkan terus bisa mewarisi nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi pelajaran berharga dan mewujudkan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Proses pewarisan sejarah tersebut biasanya dilakukan dengan pembangunan museum, monumen, tugu, pembuatan buku dan metode lainnya yang menggambarkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat itu.

Sejalan dengan hal itu dan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum serta Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum, Lembaga Sandi Negara RI bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI berupaya melestarikan nilai-nilai sejarah persandian sebagai bagian integral dari perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia melalui sebuah museum, yang disebut Museum Sandi.


SEJARAH SINGKAT MUSEUM SANDI
Prakarsa pembangunan Museum Sandi berawal dari penawaran Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berkeinginan untuk menempatkan koleksi persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta, pada saat kesempatan beliau menerima kunjungan Widyakarya Mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bulan Maret 2006 yang lalu. Tawaran tersebut disambut baik oleh Kepala Lembaga Sandi Negara, Mayjen TNI Nachrowi Ramli dengan membentuk Tim Pengisian Museum Sandi untuk menindaklanjutinya.

Tim Museum Sandi Lemsaneg RI yang dipimpin oleh Bapak Syahrul Mubarak, S.IP, MM kemudian segera melakukan perencanaan pembangunan museum dari pertengahan tahun 2006, beriringan dengan rencana pembangunan Monumen Sandi di Dukuh, Kulonprogo, Yogyakarta. Kegiatan pembangunan Museum Sandi tersebut sempat mengalami kendala dikarenakan pada bulan Mei tahun 2007, telah terjadi gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Museum Perjuangan Yogyakarta termasuk bangunan yang mengalami kerusakan fisik yang cukup berat. Akhirnya, dengan komitmen dan dukungan dari semua pihak, Museum Perjuangan bisa direnovasi kembali dan pembangunan Museum Sandi bisa diresmikan pada tahun 2008.

Museum Sandi merupakan museum khusus yang menampilkan berbagai jenis koleksi persandian bersejarah, yang berlokasi di dalam bangunan Museum Perjuangan Yogyakarta. Secara fisik, bangunan Museum Perjuangan berbentuk bulat, dengan garis tengah 30 m dan tinggi bangunan 17 m yang terdiri dari dua lantai. Koleksi Museum Sandi menempati areal lantai dasar bangunan, sedangkan lantai teratas bangunan untuk koleksi Museum Perjuangan Yogyakarta. Pada tampak luar, terdapat Sengkalan pada bangunan Museum Perjuangan yang berbunyi “Anggatra Pirantining Kusuma Negara”. Alamat Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono No 24, Yogyakarta 55143.

TUJUAN MUSEUM SANDI

a. Menampilkan dan memelihara koleksi benda-benda sandi yang bernilai sejarah dan yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung mengenai persandian,
b. Sebagai wahana dan media pembelajaran bagi masyarakat khususnya generasi muda mengenai peranan persandian dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam rangka menumbuhkembangkan nilai-nilai kejuangan dan patriotik,
c. Sebagai sarana sosialisasi persandian kepada masyarakat luas,
d. Sebagai media pembelajaran mengenai ilmu persandian.


KOLEKSI MUSEUM SANDI
Koleksi Museum Sandi menampilkan alur cerita persandian yang terbagi menjadi 4 (empat) segmen yaitu:
a. Sejarah kegiatan persandian, dalam lingkup sejarah Indonesia dan dunia, termasuk pada masa merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI.
b. Sejarah perkembangan ilmu persandian, dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem kriptografi klasik, seperti Caesar Cipher, Alberti Disc, Cardan Grille, Vigenere dan lainnya dan sistem kriptografi modern, seperti algoritma DES, Pertukaran Kunci Diffie Hillman, RSA dan Rijndael (AES).
c. Sejarah peralatan sandi, meliputi peralatan-peralatan sandi karya mandiri (Indonesia) dan luar negeri yang pernah digunakan dalam sejarah kegiatan persandian.
d. Permainan kripto (cryptogame), yang akan menampilkan permainan menarik seputar sandi menyandi melalui teknologi audio visual.

Berbagai koleksi yang dipamerkan tersebut terdiri dari :
1) Barang asli atau replika berupa mesin/peralatan sandi, meubeler, tag, sepeda, patung/manekin, etalase (barang keseharian pelaku sejarah sandi), slide sistem dan system-sistem sandi lainnya dan sebagainya.
2) Dokumen berupa buku kode, lembaran kertas dan sebagainya.
3) Gambar-gambar berupa foto, peta (napak tilas sandi), lukisan (kegiatan sandi di perundingan) dan sebagainya.
4) Diorama berupa suasana di pedukuhan dukuh, kegiatan kurir sandi dan lainnya.
5) Teknologi Multimedia (TouchScreen)

RENCANA KEGIATAN
a. Museum Sandi bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, berencana untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan, antara lain :
b. Melakukan kerjasama dalam hal sosialisasi dan informasi ke publik tentang keberadaan Museum Perjuangan dan Museum Sandi di Yogyakarta,
c. Menjadikan Museum Sandi sebagai salahsatu objek atau tujuan kegiatan Napak Tilas Persandian yang dilakukan rutin setiap tahun,
d. Melakukan kegiatan pengembangan permuseuman secara berkelanjutan dengan pihak museum lainnya di Yogyakarta/daerah lainnya di Indonesia.

FASILITAS MUSEUM SANDI
Museum Sandi menyediakan berbagai fasilitas, antara lain :
a. Pusat Informasi
Di ruang ini pengunjung mendapat informasi (gambaran) awal tentang apa yang dapat dilihat dan lakukan di museum. Informasi yang tersedia antara lain alur cerita persandian, tayangan multimedia tentang museum, dan denah museum.
b. Ruang Pameran
Merupakan ruangan yang disusun berurutan mengikuti pola alur pengisahan yang telah ditentukan. Ruang pamer ini merupakan bagian utama dan penting dari Museum Sandi. Ruang pamer ini dibagi menjadi beberapa counter yang dilengkapi fasilitas pameran yang bentuk, jenis dan materi-nya disesuaikan dengan tema cerita yang disajikan. Ruang pamer ini menyajikan tampilan yang relatif permanen.
c. Ruang/Counter Multimedia
Ruang/counter untuk menayangkan film atau animasi yang berkaitan dengan kegiatan sandi atau ilmu sandi. Pada ruang ini juga disediakan suatu sarana permainan yaitu cryptogame bagi pengunjung.
d. Ruang Penyimpanan dan Perawatan Koleksi
Ruang untuk menyimpan koleksi museum yang tidak di pamerkan dan sekaligus juga sebagai tempat untuk melakukan perawatan koleksi. Ruang ini didesain untuk kemudahan penyimpanan maupun pencarian koleksi dengan fasilitas rak-rak penyimpanan yang sistematis dan hemat ruang.
e. Ruang Pengelola/Administrasi Museum
Ruang pengelola / administrasi dibutuhkan sebagai sarana penunjang penyelenggaraan museum.

Alamat Museum Sandi :
Gedung Museum Perjuangan Brontokusuman (Lantai I)
Jl. Kolonel Sugiyono, No 24
Yogyakarta

Salam hangat,

Agus Maulana
Anggota Tim Museum Sandi - Lemsaneg


Baca selengkapnya ...