.: My Letters 4 My Life :.

26 February 2008

Honda Writing Fever Competition



Kompetisi yang menarik diri dalam menjaga semangat ...
Karya tulis tak boleh berhenti ...
Akhirnya ...
Diri ini pun turut partisipasi ...

Mohon doanya untuk sebuah kemenangan !!!


Baca selengkapnya ...

Report from Daan Mogot



Salam,

Niat untuk posting tentang laporan dari Daan Mogot sewaktu membuat SIM C baru kali ini kesampaian. Baik lah, tulisan ini merupakan bagian dari sharing saya yang diharapkan bisa menambah wawasan, khususnya bagi Anda yang akan membuat SIM C baru dengan mekanisme yang sebenarnya alias tanpa calo.

Tulisan berikut semata2 atas pengalaman pribadi pada tanggal 16 Pebruari 2008 kemarin saat membuat SIM C baru untuk motor. Konon, saat ini polri lagi ada program “bersih2”, entah sampai kapan. Yang jelas, saya sangat mendukungnya.

Lokasi
Tempat pembuatan SIM C wilayah Jakarta sampai saat ini terpusat di Satpas Polda Metro Jaya Jl. Daan Mogot, Jakarta Barat. Bagi anda yang terbiasa dengan naik angkutan umum, perjalanan busway bisa dicoba, meski rada muter2 dikit.

Waktu
Hari Senin s.d. Sabtu. Khusus Sabtu, pelayanan SIM hanya setengah hari

Persiapan
Dokumen yang dibawa adalah KTP asli dan poto kopinya (buat antisipasi untuk kopiannya ya minimal 5 lah, kemarin sih sampe diminta 4 aja). Untuk biaya, minimal bawa 110 ribu (klo saya kemarin cuma abis 100 ribu, rinciannya untuk biaya formulir 10 ribu, asuransi 15 ribu, permohonan SIM 75 ribu). Nah klo yang ujian manual, harus ada biaya tambahan untuk beli pensil 2B (komputer). Syukur2 alat tulis bisa disiapin dari rumah deh biar lebih irit. Klo yq mau pakai calo, setahu saya sih bisa di atas 300 ribu-an.

Ujian
Ada 3 substansi ujian yaitu Kesehatan, Teori dan Praktek.
Ujian Kesehatan
Klo ujian kesehatan kita disuruh baca angka2 di depan kita dengan sebelah mata, mata sebelah ditutup pakai tangan. Jarak objek dengan mata relatif dekat (2-3 meteran).
Batasan kelulusan ya kita bisa baca angka2 yang ditunjukkan. Dan karena jaraknya cukup dekat antara 2-3 meteran, ya bisa lah terlihat .. so di sini lulus. Malah prosentase lulusnya hampir 100%, kecuali yang bener2 rabun kali atau buta dan itu pun klo polisi nya teliti.

Ujian Teori

Untuk soal ujian teori seputar rambu lalu lintas dan studi kasus. Kebanyakan adalah model kasus di persimpangan jalan.
Batasan kelulusan teori : minimal 60% dari 30 soal atau minimal 18 soal jawaban kita benar. klo ujian teori menggunakan komputer, kita diminta mengerjakan seluruh soal dengan alokasi waktu 15 menit, jadi kasarnya 1 soal setengah menit dan pas diakhir ujian langsung muncul otomatis hasil ujian teori kita, jumlah benar dan salahnya, lulus tidaknya. sedangkan yg manual pakai pensil, mesti sabar lah nunggu hasilnya.


Ujian Praktek
Klo ujian praktek, ada 3 materi (berurutan) : track lurus, angka 8 dan zigzag. Sebagian gagal di track lurus karena lebar lintasan yang sangat sempit dan di zigzag karena harus menyeimbangkan depan dan belakang motor dan jarak antar zig-zag juga mepet.
Batasan kelulusan praktek :
- paling banyak 2 buah penanda (kaleng/kayu) jatuh. Di track lurus, kanan kiri ada 5 pasang (10 buah), di putaran 8 ada 9 buah dan di track zig-zag kayanya ada 8-an juga. jadi sekitar ada 25 buah penanda di ujian praktek.
- kaki tidak menyentuh/jatuh ke tanah
- mentaati aturannya donk .. suruh lurus ya lurus, suruh zigzag ya zigzag .. ga sebaliknya.

Prosedur Pembuatan -berdasarkan pengalaman-
- Anda dateng ke Satpas di jalan Daan Mogot, klo perlu pagi2 biar ngga kesiangan/kesorean untuk ujian dan macem2nya .. maklum jg, orang yang ngantri buannyak banget. Pengalaman kemarin, saya dateng ke Satpas sekitar tengah 10 pagi sampai menerima SIM C jam setangah 2-an atau sekitar 4 jam an lamanya.
- Ambil formulir sambil nyerahin KTP asli dan kopiannya. Terus keluarin uang 10 ribu buat beli formulir. kalo bisa bawa uang pas, biar bisa cepat karena suasana sangat rame berjejal manusia :(
- Terus masuk ruang tes kesehatan .. disini lulus deh, insyaAllah (lihat point sebelumnya)
- Terus baru urus berkas2 administrasi ke gedung terpisah (pertama ke loket premi asuransi jiwa bayar 15 ribu terus masuk ke loket permohonan pembuatan sim C bayar 75 ribu). Nah di sini usahakan uang nya juga pas juga biar lebih cepat. Untuk premi asuransi, jangan lupa mintakan juga kartunya. Kemarin saya lupa ngga minta kartu premi asuransi jiwanya, padahal dah bayar 15 ribu :(. Asuransi ini buat jaga2 aja lah, namanya juga manusia.
- Abis itu, kita ambil nomor antrian untuk ikut ujian Teori. Di sini lumayan lama bangetsss :(
- Udah gitu masuk deh ujian teori (bisa pilih manual atau komputer). saya lebih suka pakai komputer, lebih jelas hasil nya (lihat point sebelumnya). Waktu kemarin saya lulus, benar 20 soal dari 30 soal.
- Tunggu deh hasil resmi kelulusannya dari loket 5 ... meski yang pakai komputer udah langsung kelihatan lulus tidaknya, tapi terima berkasnya lama juga seperti yang ujian manual.
- Nah di sini klo yg ga lulus karena jumlah benar soal kurang dari 18 soal, maka ybs di suruh balik alias pulank langsung dan diminta 2 minggu depannya lagi ikut ujian teori lagi.
- Klo dinyatakan lulus, terus ke ujian praktikum mengendari motor. Sampel motor nya kebetulan Honda Supra. Di sini juga saya lulus, sesuai ambang batas, ada 2 penanda yg jatuh, padahal pengennya sempurna he2 ... (lihat point sebelumnya)
- Klo yang ngga lulus, mesti ikut ujian praktek ulang 2 minggu depannya lagi, tanpa perlu ujian teori. Nah klo yg lulus, tunggu deh di loket 9 [klo ga salah] untuk terima berkas2 nya lagi dan diarahkan menuju loket poto dan data diri di SIM C, seperti verifikasi nama dll, juga tanda tangan
- Terakhir, nunggu di loket 10 untuk menerima SIM C
- Jadi deh ... dan Anda layak mengendarai motor !

Selamat Mencoba !


Baca selengkapnya ...

13 February 2008

Saatnya Berhijrah ...

Kala studi ada masa kenaikan dan kelulusan
Maka bekerja pun ada masa pergeseran dan pergantian
Entah itu “Tour of Duty”, tapi bisa jadi “Call of Duty”
Entah itu “yang terpilih”, tapi bisa jadi “yang terbuang”
Semuanya mungkin, dan hanya elit yang tahu

Tiap diri diberikan kemampuan atas pekerjaan
Mudah, susah, senang, dan lainnya adalah warna pekerjaan
Amanat tlah diusahakan diselesaikan
Namun kadang waktu berbicara lain

Untuk mu, kawan2 se-perjuangan
Terima kasih atas untaian semangat dan kerjasamanya
Tak lupa, pinta maaf dari dalam lubuk hati
Atas sikap, tutur kata yang kurang berkenan
Juga amanat yang [mungkin] tak terselesaikan

Ke depan ...
Yakinlah ada jalan
Yakinlah ada perubahan
Dan yakinlah ada kemajuan

Salam spirit di setiap lini kehidupan !!!


Baca selengkapnya ...

06 February 2008

Kolumnis Muda : Perjuangan dan Harapan


Dunia penulisan kiranya kian tertanam di dalam jiwa ini. Tentunya, bukan sekedar menyalurkan ide, gagasan atau informasi lainnya, melainkan diharapkan juga bermanfaat kepada orang lain atau masyarakat pada umumnya. Pengenalan terhadap dunia ini sebenarnya mulai akrab sejak SMU saat pembuatan karya siswa sebagai prasyarat kelulusan SMU. Kini, dunia itu terus coba saya geluti dan kecenderungan tulisan berkutat di seputar bidang sosial politik. Maklum, sejak kelulusan dari perguruan tinggi, hasrat dan jiwa ini banyak memperhatikan area sosial politik bangsa.

Bagi saya pribadi, kegiatan penulisan yang selama ini digeluti diharapkan bisa turut membangun masyarakat Indonesia yang berwawasan dan beradab, meski ada kemungkinan tidak terlepas dari unsur subjektitifitas dari penulis sendiri. Harapan dari kegiatan penulisan tersebut adalah menjadi kolumnis muda, yang senantiasa mengisi kolom-kolom di media massa, baik lokal maupun nasional. Sudah pasti, perjuangan ke arah pencapaian harapan tersebut tidak lah mudah dan terus dilakukan sampai saat ini.

Lika-liku Perjuangan
Perjuangan penulisan yang lebih serius di awali dengan pembuatan blog pribadi di http://gus-maul.blogspot.com sebagai media pembelajaran tulisan pribadi. Di sana lah beberapa artikel pribadi dipajang dan disebar, tentu bercampur baur dengan tulisan lainnya yang ringan. Tulisan yang digarap pun beraneka ragam, baik politik, keagamaan maupun Teknologi Informasi (TI). Hal utama yang menjadi kendala dalam penulisan artikel ilmiah adalah kurangnya referensi atau pustaka untuk memperkuat argumentasi tulisan.

Usaha penyebarluasan tulisan akhirnya dicoba untuk masuk ke dalam media massa, baik koran maupun elektronik. Dari beberapa artikel yang dikirimkan, alhamdulillah berhasil ditayangkan di media elektronik atau website partai politik. Bahkan, terhitung ada 2 (dua) buah tulisan saya yang masuk dalam rubrik kolom di website tersebut. Meski tanpa biaya pengganti apapun kepada penulis, secara pribadi sudah cukup bangga tulisan saya bisa masuk dalam rubrik kolom jajaran tokoh politik. Sedangkan untuk koran, perjuangan untuk menembusnya belum berhasil hingga kini. Tulisan lainnya, cuma terpampang dalam blog dan mailinglist atau forum virtual.

Beberapa lomba penulisan pun saya ikuti untuk ikut mengembangkan bakat, selain untuk menambah pendapatan. Dan salahsatu dari beberapa lomba tersebut, alhamdulillah tulisan saya diputuskan lolos seleksi dan nantinya akan dikompilasikan dalam sebuah buku. Sayang, sampai detik ini tidak ada kabar tentang proyek pembuatan buku tersebut. Hadiah yang dijanjikan pun sampai saat ini tidak pernah sampai ke tangan. Sungguh hal ini menjadi kenangan pahit dalam sebuah perjuangan penulisan.

Dinamika penulisan akhirnya muncul tanda-tanda kebangkitan. Hal ini mulai terlihat setelah artikel politik saya diadopsi dan disesuaikan oleh seorang professor dalam tulisan politiknya dan masuk dalam kompilasi tulisan sebuah buku politik yang kini sudah didistribusikan di toko-toko buku kenamaan. Meski bukan tulisan saya pribadi secara utuh, namun tetap menjadi kebanggaan pribadi jika tulisan dari seorang penulis yang masih berjuang ini diadopsi dalam tulisan seorang professor, bahkan dibukukan dan nama saya pun tertera disana, meski sekedar footnote sebagai referensi tulisan professor tersebut.

Pencapaian Harapan
Tak bisa dipungkiri, pencapaian harapan menjadi kolumnis muda bukanlah sesuatu yang mudah, bahkan sangat susah. Tulisan yang masuk dalam ruang kolom media massa tentu saja mempertimbangkan aspek kualitas tulisan dan personalitas penulis. Data dan referensi yang lengkap, kuat dan ilmiah menjadi bagian yang sangat penting pada kualitas tulisan. Unsur personalitas pun tidak kecil pengaruhnya di media massa. Tidak jarang, personalitas bisa jadi diprioritaskan daripada kualitas demi kepentingan bisnis dan lainnya.

Terlepas dari itu, proses perjuangan ke arah pencapaian harapan pribadi harus lah tetap berlangsung. Komitmen pribadi untuk membangun masyarakat melalui tulisan pun harus kuat. Ini yang menjadi modal pribadi bagi proses perjuangan tersebut. Tentu saja, modal niat dan semangat tersebut dibarengi dengan usaha peningkatan ilmu dan wawasan penulis dengan mengikuti dinamika yang ada. Mungkin, harapan itu belum terlihat, namun proses perjuangan dalam pencapaian tersebut bisa jadi menjadi nilai tersendiri dalam upaya penyaluran ide dan informasi yang bermanfaat bagi sesama. Selama jiwa dan pikiran ini hidup, maka selama itu pula pencapaian harapan terus diperjuangkan.

“Fainna Ma’al ‘Usri Yusro”, firman Allah Swt dalam QS. Alam Nasyrah ayat 5, semoga bisa menjadi pemicu semangat kita dalam perjuangan di manapun, bahwasanya “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”, sebagaimana pepatah dari pejuang wanita kita, Raden Ajeng Kartini yang berbunyi “Habis Gelap, Terbitlah Terang”. Oleh karena itu, semangat perjuangan harus senantiasa kita pupuk dalam upaya pencapaian sebuah harapan, termasuk dalam perjuangan di bidang penulisan.

------------------------------------------------------
Tulisan ini merupakan bagian dari curhat sekaligus harapan. Tulisan ini diikutkan dalam lomba penulisan "Menulis Itu Mudah" di www.menulismudah.com.


Baca selengkapnya ...